bisnisumkmonline.com/ Awalnya cuma dapur kecil di rumah kontrakan gang sempit di Jagakarsa. Nusaibah nggak pernah nyangka kalau Botanical Nusaibah bakal jadi rame banget dibahas orang. Tahun 2022 dia mulai dari nol. Literally. Cuma modal dapur, kompor gas, sama dua panci gede buat masak. Klien pertama? Tetangga sebelah. Pesan menu sayur asem dan ayam lengkuas buat acara arisan RT. Nggak mewah. Tapi dari situ semuanya mulai jalan.
Waktu pandemi reda dan orang mulai cari makanan sehat lagi, Nusaibah ngerasa ada celah. Tapi dia nggak langsung banting setir. Dia observasi dulu, ikutan grup WhatsApp emak-emak Jagakarsa, scroll TikTok kuliner lokal, dan mulai nyatet tren makanan yang naik. Ketemulah niche: makanan sehat berbasis rempah lokal. Nggak cuma fresh, tapi juga autentik. Botanical Nusaibah akhirnya jadi nama brand-nya. “Botanical” karena semua bahan yang dipakai dari tanaman rempah asli Indonesia, dan “Nusaibah” karena itu nama panggilannya waktu kecil. Sentimental dikit gapapa.
Yang bikin meledak itu momen Electricity Connect 2024. Event itu sebenernya buat startup energi dan teknologi, tapi ada booth UMKM kuliner juga. Nusaibah iseng daftar. Waktu dapet kabar keterima, dia sempet panik. Produksi dia waktu itu masih kecil. Cuma lima karyawan. Tapi dia gas terus. Nggak ada alasan buat mundur. Satu minggu sebelum pameran, dia naikkin produksi, cari pasokan dari petani langsung di Bogor dan Sukabumi, dan kerjasama sama koperasi wanita lokal buat bungkusin produk.
Hari H, booth-nya emang bukan yang paling fancy. Tapi aromanya? Gila. Rempahnya nyegrak dari dua meter. Banyak yang mampir cuma karena penasaran bau. Begitu nyobain, langsung repeat order. Produk unggulannya? Nasi rempah jahe kuning dengan ayam kemangi dan sambal kemiri. Menu yang biasa ada di rumah, tapi dia presentasiin ala picnic box kekinian. Estetik tapi tetap grounded.

Omzet naik 250% selama pameran. Bahkan ada buyer dari Surabaya yang langsung ngajakin join distribusi. Gara-gara itu juga, Botanical Nusaibah dapet spotlight dari media. Ada artikel di Kompas, satu feature kecil di detikFood, dan bahkan sempet di-review food vlogger lokal. Sejak itu, Nusaibah ngerasa brand-nya harus naikin standar. Dia mulai pakai sistem order digital, rekrut content creator freelance buat kelola Instagram dan TikTok, dan join pelatihan UMKM dari Pemprov DKI.
Tapi nggak semua smooth. Pernah sekali dapur dia kebanjiran waktu hujan deras. Produksi stop tiga hari. Dia sampe pinjem dapur usaha temen buat nutupin order yang numpuk. Pernah juga salah kirim 100 box ke event di BSD. Driver-nya nyasar. Tapi yang keren, Nusaibah nggak pernah nyerah. Dia transparan ke pelanggan, minta maaf, dan kasih bonus produk gratis sebagai kompensasi. Ulasan di Tokopedia-nya tetep lima bintang.
Sekarang, Botanical Nusaibah nggak cuma jualan nasi kotak. Mereka punya varian frozen food sehat, herbal ready-to-drink, dan juga catering untuk kantor. Semuanya berbasis rempah. Dia juga kerja sama sama ahli gizi lokal buat bikin menu diet harian yang seimbang. Inovatif? Jelas. Tapi yang lebih penting, dia konsisten. Setiap produk yang keluar dicek kualitasnya. Bahkan pernah tolak order 1000 pax dari BUMN karena nggak bisa jamin kesegaran.
Pas gue tanya soal mimpi jangka panjang, Nusaibah jawab simple. “Gue pengen orang kota makan sehat tapi tetap lokal. Tanpa harus mahal. Dan harus enak. Sesimpel itu.”
Sekarang dia lagi rencana ekspansi ke Bandung dan Yogya. Udah ada mitra lokal yang siap join. Skemanya semi-franchise tapi tetap kontrol kualitas. Menurut data Dinas Koperasi dan UMKM DKI, Botanical Nusaibah termasuk dalam 10 besar UMKM dengan pertumbuhan omzet tercepat selama Q1 2025. Itu bukan kaleng-kaleng.
baca juga
- Tas Gabag Melenggang ke Pasar Dunia Dengan Inovasi Tas Thermal
- Brodo, Bisnis Footwear Kekinian yang Sukses di Pasaran
- Investasi Saham
- Panduan Trading Forex Sukses
- Tips Mengatur Keuangan Perusahaan
Botanical Nusaibah udah bukan cuma dapur kecil di Jagakarsa. Ini bukti bahwa produk lokal, kalau dikemas bener, bisa tembus pasar luas. Dan itu semua berawal dari satu panci sayur asem dan keberanian buat daftar pameran teknologi.
Cerita ini bukan sekadar soal makanan. Ini soal resilience. Soal tahu kapan harus pivot. Dan soal bumbu dapur yang ternyata bisa jadi jalan hidup. Kalau lo mikir UMKM cuma buat sampingan, lo belum ngobrol sama Nusaibah.
Dan percaya deh, sekali lo coba ayam kemangi dari Botanical Nusaibah, lo bakal ngerti kenapa semua orang bilang: ini bukan sekadar makan siang. Ini warisan rasa yang dibungkus dalam box kekinian. Yang bisa lo bawa ke mana aja, tanpa lupa dari mana lo berasal.