Siapa yang tak kenal Dahlan Iskan? Pengusaha yang tekenal lekat dengan sebutan abah itu memiliki banyak prestasi baik dalam karirnya sebagai orang pemerintahan maupun sebagai seorang pengusaha.
Hingga saat ini kita sering mendengar celotehan beliau lewat kolom khusus di media surat kabar miliknya. Tulisan yang selalu dilakukannya di sela-sela aktivitasnya menjadi seorang pengusaha. Melihat sosok beliau saat ini mengingatkan kita bahwa kesuksesan yang dimulai dari nol itu memang benar-benar ada. Dahlan Iskan contohnya.
Siapa Dahlan Iskan
Dahlan Iskan atau yang ada menyebutkan dengan pak DI sesuai singkatan namanya lahir pada tahun 1951 di Magetan. Tepatnya di desa Kebun Dalam Tegalarum, Kecamatan Bando, Kabupaten Magetan, Jawa Timur . Untuk tanggal lahir, beliau memilih tanggal sendiri loh.
Kok bisa? Bisa. Ada cerita unik dibalik kejadian ini. Adalah setelah lemari yang beliau miliki dijual untuk kebutuhan sehari-hari, beliau memutuskan sendiri tanggal lahir dan bulan kelahirannya, yaitu 17 Agustus. Tepat saat hari kemerdekaan Republik Indonesia.
Beliau memilih tanggal dan bulan yang sama dengan peringatan kemerdekaan Indonesia setiap tahunnya itu karena satu alasan. Agar mudah diingat. Lalu apa hubungan tanggal lahir dengan lemari yang dijual? Karena di belakang lemari tersebut, ayah dari pak Dahlan Iskan biasa mencatat tanggal kelahiran anak-anaknya. Dan dengan dijualnya lemari tersebut, lenyap pula tanggal lahirnya.
Dahlan Iskan Tokoh Inspirasi Bisnis , Dahlan Iskan beragama Islam. Bahkan seluruh riwayat pendidikan beliau, beliau selalu bersekolah di sekolah islam, kecuali masa sekolah dasar. Beliau bersekolah dasar di SDN Desa Bukur, Jiwan Madiun.
Tak banyak diceritakan kenapa beliau bersekolah dasar di luar Kabupaten Magetan. Kemudian setelah lulus sekolah dasar, beliau bersekolah menengah di Madrasah Tsanawiyah Pesantren Sabilil Muttaqien, Takeran, Magetan. Lepas itu, beliau melanjutkan sekolah menengah di Madrasah Aliyah Pesantren Sabilil Muttaqien, Takeran, Magetan.
Lulus dari Madrasah aliyah, beliah kuliah di Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Cabang Samarinda, namun tidak sampai lulus beliau sudah drop out. Hanya berlangsung selama 2,5 tahun.
Hingga saat ini, beliau sudah meniti karir di berbagai bidang, seperti di Mimbar Masyarakat sebagai reporter pada tahun 1972 hingga 1976, lalu di Majalah Tempo sebagai koresponden dan kepala biro Jawa Timur pada tahun 1976 hingga 1982.
Lepas dari majalah tempo beliau menjadi Pimpinan Redaksi di Jawa Pos selama dua tahun dan akhirnya menjadi Chairman dan CEO lepas itu hingga tahun 2005 lalu. Pada tahun 2019 hingga tahun 2011, Dahlan Iskan menjadi direktur utama Perusahaan Listrik Negara atau PLN.
Dan seperti yang kita ketahui bersama, beliau menjabat sebagai Menteri BUMN pada Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II mulai dari tahun 2011 sampai selesainya pemerintahan era Susilo Bambang Yudhoyono kemarin. Dan saat ini beliau menjabat sebagai ketua kelompok tionghoa Indonesia.
Sepak Terjang dalam Hidup dan Berkarir Dahlan Ikhsan
Seperti informasi sebelumnya, karir Dahlan Iskan begitu panjang dan terbilang begitu gemilang. Tapi apakah sepak terjang beliau juga begitu gemilang dan mulus?
Sedari kecil, Dahlan Iskan sudah begitu akrab dengan kemiskinan. Saking miskinnya, pakaian yang hanya tiga buah, satu baju, satu celana pendek, dan satu buah sarung.
Dan sarung yang beliau miliki menjadi kain serbaguna. Bisa digunakan untuk alat ibadah, pengganti baju jika bajunya sedang dicuci, pun sama jika celananya dicuci, digunakan pula sebagai selimut. Dan ekstrimnya lagi, sarung tersebut digunakan sebagai karung jika ia sedang mengumpulkan sisa panen kedelai dari orang kaya.
Mirisnya lagi, jika beliau sedang lapar, dan tak memiliki makanan, beliau terpaksa mencuri tebu di dekat rumahnya, karena area rumahnya memang dekat dengan pabrik gula.
Dalam berkarir, Dahlan Iskan memulai karirnya sebagai calon reporter Harian Mimbar Masyarakat di Samarinda. Dunia kewartawanan dipilih selepas beliau drop out dari kuliahnya . Beliau aktif di koran kampus dan beberapa organisasi seperti Pelajar Islam Indonesia. Karirnya di Harian Mimbar Masyarakat sebagai reporter hanya bertahan kurang lebih 4 tahun, yaitu dari tahun 1972 hingga 1976 saja.
Setelah itu, beliau menjadi wartawan majalah tempo. Disinilah karir Dahlan Iskan mulai beranjak naik, nama beliau dikenal setelah menuliskan liputan eksklusif tentang karamnya Tampomas II. Tampomas II merupakan kapal buatan Jepang, yang berlayar dari Jakarta emnuju Makasar saat itu terbakar selama 2 hari sebelum akhirnya tenggelam.
Beratus ratus penumpang tewas, bahkan nakhodanyapun ikut tewas. Setelah liputan itu terbit, banyak pujian yang dilontarkan.
Karena Dahlan Iskan menjadi satu-satunya wartawan yang dapat mewawancarai korban yang selamat serta awak kapal motor yang mengevakuasi korban. Hal itu dikarenakan medan ke lokasi sangat sulit. Setelah kejadian ini, karir beliau terbilang sangat gemilang.
Tahun 1982, Dahlan Iskan kembali dipercaya untuk memimpin Koran Jawa Pos yang saat itu dibeli oleh Eric Samola.
Seorang Direktur Utama pada PT Grafiti Pers, penerbit Tempo. Koran ini sempat bernama Java Post kemudian menjadi Djawa Post dan akhirnya menjadi Jawa Pos hingga saat ini. Dalam kurun waktu lima tahun pertama (1982-1987), pencapaian Dahlan iskan begitu menabjubkan.
Karena mampu menjadikan Jawa Pos surat kabar spektakuler dengan oplah 126.000 eksemplar. Dengan omset tahunan melejit sampai Rp 10,6 miliar dihitung-hitung mencapai 20 kali lipat dari omset ditahun pertama (1982). Tahun demi tahun dilalui dan Dahlan Iskan berhasil mendirikan Graha Pena pada tahun 1997.
Graha Pena merupakan gedung perkantoran berlantai 20 dan menjadi salah satu gedung pencakar langit di Kota Surabaya.
Gedung serupa juga dibangun di Kota Jakarta pada tahun 2002. Dengan tangan terampil, Dahlan Iskan mengembangkan bisnis medianya dengan membentuk Jawa Pos News Network (JPNN). JPNN adalah salah satu jaringan media terbesar di tanah air yang dimiliki Jawa Pos Group saat ini.
JPNN memiliki 207 koran, 65 percetakan, 42 stasiun TV lokal, jaringan pemberitaan, pabrik kertas hingga belasan gedung perkantoran. Semua itu dikarenakan Dahlan Iskan memiliki manajemen yang baik.
Pada tahun 2006, kesehatan Dahlan Iskan mulai terganggu. Aktivitas di bidang media benar-benar total beliau tinggalkan. Beliau menjalani transplantasi hati. Hal ini sangat terkenal karena dengan hobi beliau, yaitu menulis, transplantasi hati yang beliau lakukan dikams apik dalam tulisan-tulisan yang dipublish di kolom Jawa Pos dan juga di jadikan sebuah buku.
Selepas mengganti hati tersebut, beliau lebih banyak aktif mengurusi pondok pesantren.
Pada tahun 2009, tepatnya pada tanggal 23 September 2009 Dahlan Iskan diangkat menjadi direktur utama PLN, menggantikan Fahmi Mochtar. Kita semua tahu bahwa pada saat itu, PLN memiliki berbagai macam masalah. Dan dengan manajemen yang bagus, Dahlan Iskan mampu membuat gebrakan-gebrakan dan menjadikan PLN lebih baik.
baca juga
Hui Ka Yan
Lee Kun-hee, Raja Bisnis Grup Samsung
Namun sebelum upayanya selesai, beban karir lainpun sudah disematkan ke beliau. Pada 17 Oktober 2011, Dahlan Iskan ditunjuk langsung oleh presiden SBY sebagai menteri BUMN. Dan dalam melakukan fungsinya sebagai menteri, Dahlan Iskan Tokoh Inspirasi Bisnis sangat terkenal dengan slogannya, Kerja, Kerja, Kerja. Demi Indonesia.