bisnisumkmonline.com Dara Baro , jadi ceritanya, satu sore mendung di bandara Halim, gw duduk nunggu boarding sambil scroll. eh nemu reels Jakarta Muslim Fashion Week 2024. caption-nya: “Best Eco Friendly Product jatuh ke… Dara Baro!” gw pause. zoom. rewind. terus liat lagi. bener. Dara Baro. brand lokal. bukan dari Senayan. bukan anak SCBD. ini UMKM. dari Aceh. binaan Pertamina. dan no joke, desainnya cakep parah
lo kira eco fashion itu kain goni dijait asal-asalan? hell no. mereka keluarin koleksi modest wear yang warnanya kalem, potongannya edgy, tapi bahannya… bahan organik. dye-nya pake pewarna alam. pewarna dari daun mangga. kulit jengkol. ya pokoknya yang biasanya jadi bahan rendang malah dijadiin bahan fashion
gw langsung DM adminnya. nanya, ini siapa yang rancang? siapa foundernya? dan jawabannya bikin gw diem. Dara Baro itu awalnya cuma usaha rumahan. literally cuma satu mesin jahit di ruang tamu. yang punya namanya Nurul. cewek Aceh. dulunya kerja di NGO. bosen. burn out. terus mulai nge-doodle desain baju. upload ke IG. boom. ada yang minta dibikinin gamis

awalnya satu. terus dua. terus dia bikin label sendiri. namanya Dara Baro. dalam bahasa Aceh artinya “gadis baru.” filosofi mereka simple: cewek boleh tampil tertutup, tapi tetep bold. tetep hijabi tapi meledak. warna-warna muted, cutting tajem. terus pas mulai rame, dia daftar program binaan UMKM Pertamina
itu titik balik. Pertamina bantu dari sisi legalitas, sertifikasi, akses bahan baku yang ramah lingkungan, bahkan kenalin ke fashion consultant. jadi yang tadinya cuma jualan di IG story, sekarang udah punya katalog. udah bisa pitch ke buyer. udah bisa tampil di runway. dari Aceh ke Jakarta. dan gak cuma asal tampil. mereka bawa pesan
baju-baju Dara Baro itu bukan cuma cover tubuh. tapi cover cerita. kayak misalnya koleksi “Akar,” yang diangkat dari motif akar pohon di sekitar kampung Nurul. atau “Lada Hitam,” yang ngambil inspirasi dari rempah khas Aceh. dan semuanya eco-friendly. no plastic packaging. kancing dari batok kelapa. tag dari kertas daur ulang. bahkan mereka kerjasama sama komunitas difabel buat produksi bordir. jadi ini bukan brand yang cuma jual baju. ini movement
di runway JMF 2024, mereka dapet slot jam rawan—sekitar sore menjelang magrib. tapi anehnya, stand mereka rame terus. buyer dari Malaysia, Dubai, bahkan Prancis ngasih kartu nama. kata salah satu juri, “ini bukan cuma modest fashion, ini the future of Islamic wear.” dan boom. mereka diumumin jadi Best Eco Friendly Product
habis itu? Nurul nangis. literally nangis di backstage. katanya dia inget waktu dulu dagang pake motor, jualan door to door, ditolak berkali-kali. katanya, “dulu gue mikir, siapa yang mau beli baju pake pewarna kulit manggis? ternyata… orang luar negeri malah suka banget.” dan di situ lo sadar, masalah kita bukan kualitas. tapi eksposur
sekarang Dara Baro udah go digital. mereka punya website. brand guideline. campaign social media. semua dipoles. tapi tetep humble. tetep jujur. semua tim masih orang kampung. masih produksi di rumah. tapi layout udah mirip studio. dan mereka gak ikut fast fashion. semua made to order. gak ada limbah. gak ada nyetok sampai obral
dan ini penting. waktu Indonesia lagi diacak-acak sama limbah fashion dari luar, baju-baju rejected dari China, Korea, bahkan baju bekas dari negara barat yang dikirim ke Pasar Senen, Dara Baro malah ngebuktiin kalau sustainable fashion bisa profitable. bisa stylish. bisa syar’i. dan bisa nendang global

ada satu buyer dari UEA yang bilang, “this is like if The Row meets the forest.” dan Nurul cuma ketawa. dia bilang, “kami gak ngejar tren. kami bikin napas sendiri.” dan gw kira itu tagline yang bakal nyangkut banget buat brand lokal mana pun yang lagi struggling
baca juga
- Tas Gabag Melenggang ke Pasar Dunia Dengan Inovasi Tas Thermal
- Brodo, Bisnis Footwear Kekinian yang Sukses di Pasaran
- Investasi Saham
- Panduan Trading Forex Sukses
- Tips Mengatur Keuangan Perusahaan
jadi lo yang baca ini, entah lo pelaku UMKM, atau sekadar netizen yang demen scroll TikTok, please notice satu hal. Dara Baro bukan sekadar success story. dia reminder. bahwa ide dari gang sempit bisa nyampe ke catwalk internasional. asal lo nekat. asal lo konsisten. asal lo mau cari cara biar usaha lo punya suara
dan kalo lo bingung mulai dari mana, bisa banget pelan-pelan. kayak Nurul. dari mesin jahit di ruang tamu, sekarang ngisi event fashion paling gede se-Indonesia. dan tetep… pake pewarna daun mangga
Dara Baro bukan cuma gadis baru. dia gadis yang bangun pagi, buka jendela, terus bilang ke dunia: “lo siap belum ngeliat karya kita?” dan boom. satu panggung global akhirnya ngeliat.