DJM Art: Bisnis Tanpa Office Di Era Digital

bisnisumkmonline.com/-  Era digital membuka segala kemungkinan, termasuk perubahan perilaku dalam berbisnis. Lebih ekstrim, perubahan pebisnis modern ini bahkan menabrak sistem konvensional. Dan hasilnya sungguh luar biasa. Salah satunya yang dilakukan Dwi Jawa Majapahit disingkat DJM Art, sebuah gerai aksesoris yang telah merambah pasar nasional hingga internasional. Anda mungkin tidak pernah terbayangkan, jika DJM Art dijalankan oleh seorang pengusaha muda asal kota kecil di Jawa Timur, Mojokerto, bernama Sofrul Mukhlis.

 

DJM Art mengkhususkan diri dalam jual-beli sekaligus memperoduksi manik-manik (beads)  yang kini digandrungi fashion internasional. Sedangkan untuk pasar lokal, beads produksi DJM Art banyak digunakan sebagai kelengkapan adat. Tidak heran jika pasar Toraja dan Kalimantan menjadi customer tetapnya. Sementara untuk pasar luar negeri telah merambah ke Malaysia dan Brunai serta beberapa negara Asia lainnya.

 

Ada yang menarik dari konsep bisnis DJM Art, yakni bisnis tanpa office. Kemudahan teknologi informasi memungkinkan seorang pebisnis melakukan promosi, memperkuat brand, bahkan memilih segmen calon buyer-nya. Dalam rentang waktu relatif singkat, sekitar lima tahun, DJM Art telah mampu menjadi pemain handal dalam e-comers dan menjadi ikon brand manik-manik berkelas.

4 Hal Penting Dalam Melaksanankan Bisnis Digital

Ada empat hal penting dalam menjalankan bisnis berbasis teknologi informasi atau internet. Empat hal tersebut adalah fokus, segmented, brand empowering, dan support client. Jika keempatnya dijalankan secara simultan dan berkesinambungan maka hasil diluar dugaan akan tercapai.

 

  1. Setiap bisnis membutuhkan fokus artinya mustahil seorang pebisnis akan mampu melihat potensi nilai jualnya manakala tidak fokus pada produk serta knowledge produknya. Maka menentukan fokus adalah hal sangat fundamental ketika memulai berbisnis.
  2. Berikutnya menentukan segmen pasar. DJM Art cukup cerdas memilih produk yang timeless, yakni aksesoris. Manik-manik menurut informasi hanya dimiliki oleh dua negara sebagai rujukan, yakni Indonesia dan India.

 

Dari dua negara tersebut, manik-manik menyebar hingga ke seluruh penjuru dunia. Pilihan produk ini sangat menguntungkan manakala DJM Art juga mampu memproduksi sendiri. Manik-manik telah memiliki segmen pasar tersendiri, mulai komunitas adat tertentu hingga untuk desain (fashion). Terbukti, hingga kini, DJM Art menjadi supplay sejumlah desainer di Jakarta bahkan Paris.

 

  1. Empowering Brand

 

Setelah memiliki segmen yang jelas, maka penguatan brand perlu dilakukan. Empowering brand menjadi aktivitas wajib para pebisnis. DJM Art melakukan dengan cara yang sederhana yang mungkin tidak terbayangkan, yakni hanya mengandalkan media sosial (facebook, twitter, instagram). Oleh karena itu, sebagai pebisnis muda, Sofrul Mukhlis, owner DJM Art seringkali mengatakan office-nya hanya dalam genggaman, yakni smartphone.

 

Dalam melakukan promos, launching produk aksesoris terbaru, hingga komunikasi dengan calon buyer, cukup dilakukan melalui fitur yang ada dalam situs jejaring sosial tersebut. Cukup sederhana!

 

  1. Terakhir, membangun chemistry dengan calon buyer atau client manjadi sangat penting. Karena produk yang ditawarkan DJM Art bernuansa seni dan bukan barang massif, maka menjaga intensitas komunikasi dalam rangka teris men-support calon pembeli menjad9i sangat penting. Semua cukup dilakukan melalui media sosial hingga pada transaksi dan proses pengiriman barang dilakukan melalui jasa pengiriman barang.

 

Hanya dengan melakukan empat hal tersebut, kini omset DJM Art yang dioperasikan dari kota Mojokerto dan Jombang (sebagai tempat workshop), Jawa Timur itu telah mencapai puluhan juta setiap minggunya.

Baca Juga :

  1. 5 Inspirasi Bisnis Dalam Dan Luar Negri Yang Patut Di Coba
  2. Wirausaha Muda Mandiri Dan Faktor X

Bahkan pada menjelang momentum tertentu, terkait adat di sejumlah wilayah di Toraja dan Kalimantan, manik-manik menjadi barang wajib. Dengan demikian pesanan pun melonjak drastis hingga ratusan juta.

Ingat! Semua dilakukan hanya dengan mengandalkan smartphone. Jika ditanya DJM Art memang gerai online yang tidak memiliki kantor layaknya bisnis konvensional. Sehingga penghematan anggaran (sewa kantor, listrik, air, dan sebagainya) tidak perlu dipikirkan lagi.

Pelajaran menariknya adalah kita semua dapat melakukan seperti yang dilakukan pemuda energik, Sofrul Mukhlis ini. Memang saat ini, banyak yang melakukan bisnis menggunakan jejaring sosial. Namun pernahkah terpikir untuk mempertajam empat hal yang terurai singkat di atas?

 

Model bisnis konvensional kini semakin ditinggalkan. Infrastruktur kantor menyedot anggaran yang tidak kecil, oleh karena itu pilihan ‘bisnis tanpa office’ menjadi trend di masa depan. Jika Anda telah mencobanya, janganlah hanya sekedar posting produk tetapi lakukan riset segmen pasar, penguatan branding, dan dekati client dengan cara santun dan bersahabat.

Selamat mencoba!**

BisnisUmkmOnline.com

Media Informasi dan Promosi Bisnis UKM Indonesia

Leave a Reply