IKM vs UKM , Sama-Sama Kecil Tapi Gak Sama, Pajaknya Juga Beda, Bro!
Oke gini, lo mungkin sering denger istilah UKM dan IKM, kan?
Banyak orang nganggep dua istilah ini interchangeable. Kayakโฆ ya sama-sama usaha kecil gitu.
Tapi ternyata enggak, bro. Itu dua dunia yang beda tapi saling ngisi. Dan plot twist-nya, kewajiban pajaknya juga beda! ๐ฑ
Letโs break it down biar lo gak ikut-ikutan salah kaprah pas ngurus bisnis sendiri atau bantu bokap-nyokap urus usaha keluarga.
๐ง Bedah Dulu: Apa Itu UKM dan IKM?
UKM (Usaha Kecil dan Menengah) itu biasanya fokus ke jualan dan distribusi.
Sementara IKM (Industri Kecil dan Menengah) itu bagian yang sibuk produksi atau manufaktur.
Think of it like this:
๐ ๏ธ IKM = yang bikin barang
๐ UKM = yang jualin barang
Dan biasanya sih UKM jualin produk yang dihasilkan IKM. Jadi mereka tuh kayak pasangan solid yang bikin ekonomi lokal muter.

โ๏ธ Ciri-Ciri IKM yang Bikin Mereka Unik
Lo punya usaha yang produksi barang sendiri? Kemungkinan besar lo IKM, nih.
Nih beberapa ciri khasnya:
- ๐ธ Modal relatif kecil, teknologi seadanya (tapi niatnya gede).
- ๐ง Produk buatan sendiri, kayak sambal rumahan, keripik homemade, atau tas handmade.
- ๐งโ๐ง Jumlah pegawai 5-99 orang (menurut BPS).
- ๐ฆ Fokus di pembuatan barang, bukan cuma jualan.
- ๐ Pemasaran masih lokal, belum ekspansi ke luar negeri (tapi soon, siapa tau?).
Contohnya?
๐ Produksi makanan rumahan
๐ Konveksi baju
๐ Kerajinan tangan dari bambu, kayu, atau kain perca
Meanwhile, UKM bisa aja jual barang orang, dropship, atau buka warung dengan branding sendiri. Gak harus produksi sendiri.

๐ธ Pajak? Tenang, Gak Serumit Skripsi Temen Lo
Soal pajak nih, baru mulai usaha aja kadang udah bikin keringetan. Tapi sabar, kita pecah per poin biar masuk otak kayak lagu TikTok viral.
1. Pajak Penghasilan (PPh)
โ
Omzet < Rp4,8 Miliar/tahun?
Lo bisa tenang karena masih kena PPh Final 0,5% dari omzet.
Aturan ini diatur lewat PP No. 23 Tahun 2018. Berlaku buat IKM dan UKM.
โ ๏ธ Tapi kalau udah tembus Rp4,8 M ke atas:
- Kalo lo perorangan, tarif pajaknya progresif: 5% sampai 35%
- Kalo lo badan usaha (CV/PT), tarif 22% dari laba bersih, but bisa dapet diskon 50% kalau omzet di bawah Rp50 miliar.
2. PPN (Pajak Pertambahan Nilai)
- Kalo omzet masih < Rp4,8 M, lo belum wajib PPN
- Tapi begitu lebih, lo harus daftar sebagai PKP (Pengusaha Kena Pajak) dan mulai kena PPN 11%.
๐ก Good news: Pemerintah punya skema PPN DTP (Ditanggung Pemerintah) buat sektor-sektor strategis, kayak makanan, ekspor, tekstil. Lo bisa cek apakah usaha lo eligible.
baca juga
- Tips Mengatur Keuangan Perusahaan
- Investasi Tepat Sasaran
- Pasar Keuangan Indonesia di Era Digital
- Keuangan dan Pasar Syariah di Indonesia
- Mengatur Keuangan Pribadi Freelancer
3. Pajak Daerah (Yes, Ada Juga Ini Bro!)
Tergantung jenis usaha dan domisili, lo bisa kena:
๐ Untuk UKM:
- Pajak restoran (kalau punya tempat makan)
- Pajak reklame (baliho, spanduk, dll)
- Pajak hiburan (buat usaha live music, karaoke, dkk)
- Pajak hotel (kalau ada usaha penginapan)
๐ Untuk IKM:
- Pajak reklame
- Pajak air tanah, terutama buat usaha yang ngabisin banyak air (kayak laundry skala besar, makanan, tekstil)
๐งพ Biar Gak Pusing: SPT Tetap Wajib Ya, Bro
Jangan ngira karena kecil terus gak perlu lapor pajak. Tetep kudu isi SPT Tahunan.
Kalo penghasilan lo kecil, bisa pakai formulir 1770 SS.
Kalau udah lumayan gede, naik ke 1770 S atau 1771 untuk badan usaha.
Ingat:
Gak lapor โ gak ketahuan. Tapi kalo ketahuan, bisa pusing kepala lima.
โจ Kesimpulan Gen Z Version:
โUKM dan IKM itu kayak dua orang beda peran di band yang samaโsatu vokalis, satu gitaris. Gak bisa disamain, tapi saling ngelengkapin. Dan pas giliran bayar pajak? Yaaโฆ beda partitur juga, Bro!โ
Jadi mulai sekarang, lo kudu tau:
โ
Lo tuh UKM apa IKM
โ
Pajak apa yang nempel ke usaha lo
โ
Dan gimana biar bisa tetep comply tapi gak boncos
Kalo masih bingung?
๐ Konsultan Pajak Jakarta bisa jadi bestie lo buat ngatur semua itu. Jangan sampe ketinggalan momen cuma gara-gara slip pajak kelewat.