12 Tahap Melakukan Pivot di Bisnis Start Up

Di dunia startup, pivot adalah langkah krusial. Ini akan menentukan nasib startup ke depannya; dari yang awalnya tenggelam dalam gelap menjadi melesat seperti roket.

Seperti yang semua orang tahu, pivot terjadi ketika rencana awal startup Anda tidak berjalan. Jika tidak berjalan lancar, maka waktunya mengembangkan dan jalankan rencana B.

Tampaknya pivot adalah tindakan heroik, dan banyak juga cerita indah yang berasal dari pivot. Namun bagaimana melakukannya?

Pivot sendiri tak mudah. Kadang kita bisa ragu, terus melanjutkan perjalanan atau membuang semua yang sudah ada sejauh ini, dan memulai sesuatu yang baru. Iya kalau berhasil. Bagaimana kalau ternyata pivot ini gagal?

Makanya, tak banyak orang yang benar-benar berani melakukan pivot.

Artikel kali akan membahas tentang tahapan-tahapan dalam pivot, Harapannya, setelah ini proses pivot Anda akan berjalan lebih baik.

Apa saja?

1. Sadari ketika rencana awal tidak berjalan baik.

Gagasan tentang pivot dimulai dari sini. Anda mulai menyadari bahwa progres dan potensi dari startup Anda sudah berada dalam tahap genting.

Namun Anda perlu menyadari perbedaan antara potensi startup yang minim dengan kebosanan. Anda harus benar-benar aware bahwa keputusan Anda melakukan pivot bukan didasari karena kejenuhan. Pivot harus didasari oleh problem yang sifatnya bisnis, bukan urusan personal.

2. Buat daftar alasan kenapa rencana Anda tidak berjalan lancar.

Sesuatu yang berjalan salah pasti ada penjelasannya. Lalu, kenapa rencana Anda tidak berjalan dengan lancar?

Pasti ada banyak alasan di balik semua itu. Maka, tulislah semua kesalahan yang pernah terjadi, tulislah alasan-alasan kenapa rencana A tidak berjalan dengan baik. Akan sangat membantu bila Anda mulai menanyakan diri sendiri “kenapa”. Sedikit demi sedikit, semua pertanyaan dan alasan ut akan sampai ke alasan inti, mengapa semua tidak berjalan sesuai dengan rencana.

3. Lihat lagi ke belakang

Buka-buka lagi catatan awal perjalanan startup Anda. Siapa tahu Anda telah teralih dari alasan awal Anda dalam memulai startup. Apa tujuan utama startup Anda? Siapa audiens startup Anda? Bagaimana “growth plan” startup Anda saat itu?

4. Lakukan revisi terhadap catatan awal Anda.

Pivot adalah keputusan radikal, jadi mungkin Anda perlu mulai mengutak-atik tujuan asli startup Anda, dengan tujuan untuk mengakomodasi pivot Anda kelak.

Luangkan waktu untuk merevisi tujuan awal Anda. Atau bila perlu, buang dan buat saja yang baru.

5. Buat sejumlah ide yang mengakomodasi tujuan baru ini.
Di sinilah langkah praktikal untuk pivot Anda dimulai.

Setelah Anda mendapatkan tujuan dan identitas baru, maka kumpulkanlah ide-ide yang akan mengakomodir tujuan Anda ini.

Tulis semua ide yang terpikir oleh Anda. Semua yang mungkin, semua yang bisa Anda pikirkan.

Di sini Anda belum perlu membuat business plan. Anda hanya perlu mengumpulkan ide.

6. Kembangkan rencana yang terstruktur dan jelas.
Setelah mengumpulkan ide, Anda sudah siap untuk menyusun rencana.

Dari ide-ide yang ada tersebut, mulai eliminasi dan gabungkan beberapa ide menjadi sebuah rencana bisnis.

Rencana bisnis ini harus cukup detail.

Rencana bisnis pun tak harus satu saja; Anda juga boleh membuat beberapa perencanaan bisnis. Pivot lebih fokus pada trial and error.

Anda tidak bisa sukses hanya dengan menjalankan satu ide. Bila memang ide baru ini kurang berhasil, maka lakukan evaluasi. Atau lakukan pengujian untuk beberapa rencana, dan pilih saja yang paling bagus.

7. Gunakan standar untuk menentukan kualitas rencana Anda.
Darimana kita menyebut sebuah ide bagus dan tidak?

Jika harus, gunakan Key Performance Indicator, atau KPI, untuk menentukan standar kesuksesan Anda.

Ini karena Anda tak akan tahu rencana mana, di antara beberapa rencana ini, yang akan berhasil dan yang tidak.

Dengan angka dan data, Anda baru bisa tahu langkah mana berikutnya yang harus Anda pilih.

8. Lupakan rencana sebelumnya.
Berjalanlah tanpa terbayang-bayang dengan ide yang sudah Anda buang.

Sudah selesai. Mati. Saatnya lambaikan tangan pada tujuan awal startup Anda, dan melangkahlah ke depan dengan langkah baru ini.

Semakin cepat Anda bangkit dan melupakan kegagalan, semakin cepat Anda mampu bermanuver untuk menggapai kesuksesan pivot.

9. Jelaskan semua ide dan rencana ini ke tim Anda.
Tampaknya dari tadi semua proses pivot terlihat seperti aktivitas individu.

Namun tentu saja keputusan pivot tidak boleh diabisnisumkmonline.com/l secara sepihak. Anda harus tetap mengkomunikasikan semuanya dengan co-founder, staf, bahkan dengan jajaran investor. Ide pivot harus dilakukan dan mendapat persetujuan bersama-sama.

Menjaga komunikasi antara jajaran pemimpin dan staf adalah komponen kritikal yang bisa menentukan kesuksesan pivot ini.

Ketika kapal berubah haluan, tentu Anda tak ingin melihat orang-orang melompat dari kapal. Jelaskan pada semua pihak tentang alasan mengapa Anda melakukan pivot, dan yakinkan mereka bahwa melakukan pivot adalah keputusan terbaik.

10. Optimislah dengan rencana baru ini.

Setelah Anda melupakan semua rencana bisnis lama, dan sudah dapat dukungan dari semua orang, berikan semua energi, kreativitas, dan inspirasi yang Anda punya untuk ide ini. It’s all in or not at all.

Ini adalah langkah baru, era baru, dan kans baru Anda untuk menggapai sukses.

Ini adalah fokus baru Anda, fokus yang tak akan mati. Semua yang dilakukan dalam mengimplementasikan ide ini jadi nyata, akan berasal dari energi dan passion yang Anda keluarkan.

11. Berjalanlah dengan data dan angka.
Sekarang setelah Anda menjalankan rencana baru, tetap terus awasi data dan angka yang datang. Angka tak pernah bohong.

Tetaplah berkomunikasi dengan seluruh tim, baca semua data yang masuk. Lihat terus angka, progres dari waktu ke waktu, dan lakukan benchmark terhadap progres startup Anda.

12. Evaluasi dan action terus menerus.

Evaluasi secara berkala akan membuat startup Anda berkembang. Bila memang ada yang salah, maka segera lakukan perubahan.

Bila memang kelak harus melakukan pivot lagi, maka lakukanlah.

Pivot tidak mudah untuk dilakukan, memang. Karena itulah banyak startup gagal dan hancur berantakan. Itu karena mereka enggan melakukan pivot. Namun Anda tidak. Pivoting adalah senjata pamungkas Anda untuk menggapai kesuksesan.

Belajar melakukan pivot akan menyelamatkan Anda dari kegagalan, dan memungkinkan Anda sukses di jangka panjang.

Sumber: Huffpost, Vikra Ijas

Series A, B, C: Apa Maksudnya?

Bagi Anda yang masih newbie di bidang startup, pendanaan Seri A, B, dan C terdengar seperti istilah yang mebisnisumkmonline.com/ngungkan. Apa itu pendanaan Seri A, B, dan C?

Pendanaan Seri A, B, atau C, tidak ada hubungannya dengan abjad. Huruf yang tertera di sini melambangkan tahapan perkembangan dari perusahaan (dalam hal ini, startup) yang membutuhkan dana.

Pendanaan, seperti yang kita semua tahu, adalah komponen penting dalam bisnis yang sedang bootstrap, atau mungkin sejauh ini hanya bisa hidup berdasarkan kantong pribadi para pendirinya.

Perbedaan besar antara masing-masing seri adalah tingkat kematangan bisnis tersebut, jenis investor yang terlibat, tujuan pendanaan, dan pengalokasian dana yang disuntikkan tersebut. Tahap pendanaan dimulai dari tahapan seed, baru diikuti dengan A, B, dan pendanaan seri C.

Pendanaan seri A, B, dan C, adalah tahapan yang mesti Anda lalui untuk mengubah ide sederhana Anda menjadi sebuah perusahaan kelas global, yang mungkin suatu saat nanti dilepas ke bursa saham.

Bagaimana Pendanaan Bekerja?

Investor tentu tidak menyuntikkan dana dengan niatan untuk bersedekah. Meskipun bila ia adalah seorang angel investor, tentu ia mengharapkan seporsi kepemilikan dari bisnis Anda. Sebelum tiap tahapan-tahapan, valuasi dari perusahaan akan dirilis.

Valuasi didapat dari berbagai pertimbangan; manajemen, track record, target pasar, dan resiko.

Untuk membesarkan valuasi, maka Anda harus melepas sedikit kepemilikan bisnis Anda, dan memberikan pada seseorang yang bersedia memberikan pendanaan.

Tahapan-tahapan Pendanaan dalam Startup

Seed

Tahapan pertama dalam pendanaan adalah seed. Disebut seed karena ini mirip dengan menanam benih sebuah pohon.

Startup Anda belum punya produk, namun punya potensi untuk menjadi sukses. Harapannya, dengan pendanaan seed, benih kecil ini kelak akan bertumbuh menjadi pohon, dengan buah yang dapat dinikmati berkali-kali.

Uang yang dikucurkan dalam fase ini berkisar antara $500,000 sampai $2 juta. Namun rentang ini bisa berbeda lagi, tergantung potensi startupnya juga.

Pendanaan pada tahapan ini biasanya digunakan untuk melakukan riset pasar (melakukan penelitian langsung ke lapangan), rekrutmen, dan lain sebagainya. Pendanaan pada tahap ini juga digunakan untuk menciptakan produk yang paling sesuai dengan keadaan dan kebutuhan pasar. Selain itu digunakan juga untuk membeli berbagai kebutuhan yang diperlukan dalam membuat ide ini menjadi produk jadi.

Pemain utama di seed funding biasanya adalah angel investor, yaitu tipikal investor yang berani bermain resiko.

Optimasi: Seri A

Setelah produk sudah ada dan sudah tercipta track record, maka Anda sudah bisa masuk ke pendanaan seri A. Seri A adalah pendanaan yang lebih besar, dengan tujuan untuk optimasi produk.

Tidak sembarangan startup yang bisa masuk seri ini. Startup yang bisa masuk Seri A biasanya sudah punya basis user yang kuat. Atau juga produk beta, tapi belum dimonetisasi.

Seri A biasanya menggapai dana dari $2 juta sampai $15 juta, namun angka ini bisa lebih tinggi lagi, mengingat sekarang pasaran investasi startup sedang bubbling.

Investor yang bermain di Seri A biasanya adalah pemain lama di bidang pemodal ventura. Yang paling terkenal tentu saja ada Sequoia Capital, Benchmark, Greylock, dan lain-lain. Angel investor juga biasanya masih ada, tapi tidak mendapat pengaruh yang besar di jajaran board.

Build: Seri B

Startup yang masuk seri B adalah startup yang sudah siap dan mulai ada opsi untuk monetisasi.

Di tahap ini, Anda sudah mulai dilihat dan didengar oleh kompetitor Anda. Persaingan akan mulai muncul, dan kini saatnya melebarkan cakupan pasar. Pada seri B, biasanya bisnis sudah mulai melebarkan niche dari yang spesifik menjadi lebih besar. Atau merilis produk baru yang mirip dengan produk awal. Contohnya adalah Go-Jek yang kemudian merilis Go-Food dan Go-Box.

Di sini, pendanaan digunakan untuk membangun produk kelas satu, merekrut talenta terbaik dari dalam dan luar negeri, dan melakukan akuisisi startup-startup lain yang lebih kecil.

Uang pendanaan juga digunakan untuk beriklan, support, dan mendanai berbagai urusan hukum yang menghadang.

Pemain di Seri B juga diisi oleh pemodal ventura. Namun perbedaannya adalah pemodal ventura yang akan berinvestasi adalah para pemodal yang spesialis di Seri B, alias fokus ke startup yang produknya sudah populer.

Pengembangan Radikal: Seri C

Di pendanaan seri C, produk Anda adalah sebuah fenomena nasional. Anda sudah dibicarakan banyak orang, dan Anda mungkin sudah diliput media nasional. Produk Anda digunakan banyak orang dan sudah menyentuh berbagai lapisan masyarakat.

Kini para VC sendiri yang datang ke Anda, dengan harapan mereka juga ikut merasakan kesuksesan. Inilah pendanaan Seri C! Pendanaan pada tahap ini bisa menyentuh hingga ratusan juta dollar, dengan valuasi yang menyentuh miliaran dollar.

Pendanaan pada tahap ini digunakan untuk penyempurnaan, dan untuk melakukan scaling startup Anda ke skala global. Jadi startup Anda kelak tak hanya digunakan untuk satu negara saja, namun juga ke negara lain dan mungkin seluruh dunia.

baca juga

    Di tahap ini startup Anda sudah makin minim resiko, dan investor yang datang tak hanya dari pemodal ventura, namun juga bank dan perusahaan-perusahaan besar.

    Nah, demikian tadi beberapa tahapan pendanaan dalam startup yang perlu Anda ketahui. Sebenarnya pendanaan ini tak hanya berlaku untuk startup, namun juga dalam bisnis lain. Tahap akhir dari pendanaan ini adalah IPO, alias Initial Public Offering, di mana Anda sudah bisa mendaftarkan perusahaan Anda ke bursa saham.

    Tentu saja semua pendiri startup memiliki mimpi untuk mencapai tahap itu. Namun, untuk mencapainya, diperlukan usaha besar dan kegigihan.