Start up Kitabisa.com

Ditengah semakin melunturnya budaya gotong royong untuk membantu sesama, Kitabisa.com ibarat oase di tengah padang pasir yang hadir disaat dibutuhkan.

Terbukti, budaya gotong royong tersebut belum hilang sama sekali di negeri ini. Cukup banyak masyarakat yang masih memiliki kepedulian untuk membantu sesama, hanya tidak tahu hendak disalurkan kemana.

Disitulah Kitabisa.com muncul menjadi mediator antara donatur dengan mereka yang membutuhkan. Menariknya, mereka yang memberikan donasi dapat memilih kepada siapa sumbangan yang mereka berikan didonasikan.

Alhasil, berbagai persoalan di tengah-tengah masyarakat yang membutuhkan uluran tangan berupa bantuan dana berhasil teratasi berkat kehadiran startup crowdfunding ini, mulai dari permasalahan masyarakat kecil yang tidak memiliki biaya untuk penanganan medis, pembangunan tempat ibadah, korban bencana alam, dan berbagai persoalan sosial lainnya.

Kitabisa.com, Budayakan Nilai Luhur Gotong Royong yang Mulai Pudar

Masih banyaknya masyarakat yang memiliki jiwa sosial serta perduli untuk ikut membantu mereka yang membutuhkan, dapat dilihat dari mereka yang bergabung di Kitabisa.com yang tercatat sebanyak 936.720 orang dan masih akan terus bertambah.

Jumlah total bantuan dari para donatur yang sudah tersalurkanpun cukup besar yaitu Rp.376.951.473.237, dan tentunya masih akan terus bertambah. Bahkan nilai donasi yang berhasil dihimpun oleh aplikasi crowdfunding ini dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan.

Terobosan baru yang menjadikan aktifitas beramal jadi lebih gampang sekaligus dapat disalurkan sesuai sasaran dan sebagaimana yang diinginkan para donatur tersebut, tercipta dari tangan seorang anak muda yang bernama Alfatih Timur yang akrab dipanggil Timmy.

Melalui ide cemerlangnya, lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ini tidak saja berhasil menggugah semangat bergotong royong masyarakat Indonesia tapi juga membuat namanya tercatat dalam 30 Under 30 Young Leaders & Entrepreneurs in Asia versi Majalah Forbes untuk kategori wirausaha  sosial.

Berangkat dari Keinginan untuk Membantu Masyarakat Kecil

Timmy sejak masih anak-anak sudah dikenal sebagai sosok yang cerdas. Melalui program akselerasi, dia menamatkan bangku SMP dengan waktu yang lebih cepat. Sehingga saat belajar di SMA dia harus satu kelas dengan teman-teman yang usianya rata-rata dua tahun di atasnya.

Setamat SMA dia melanjutkan pendidikannya di Fakultas Ekonomi UI serta mendapat bibisnisumkmonline.com/ngan langsung dari praktisi bisnis, Rhenald Kasali. Anak muda kelahiran Bukittinggi, 27 Desember 1991 tersebut  juga aktif di BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) UI sebagai Ketua Departemen Kemahasiswaan.

Aktifitasnya di organisasi, membuatnya kerap mengikuti berbagai diskusi, seminar dan demonstrasi bersama rekan-rekannya untuk memperjuangkan nasib masyarakat bawah. Meski diakui oleh Timmy bahwa saat itu dia belum benar-benar paham apa yang sedang dia perjuangkan.

Namun, keinginannya untuk dapat membantu sesama tidak pernah luntur karena dia sadar masih banyak masyarakat di lapisan bawah yang berada dalam tekanan hidup namun tidak memiliki kekuatan untuk menyampaikan aspirasinya.

Lewat ilmu dunia inovasi sosial dan dunia wirausaha sosial yang dia pelajari dari Rhenald Kasali ditambah informasi tentang aksi-aksi crowdfunding di luar negeri yang dia akses melalui internet, terbersit ide dalam benak Timmy untuk melakukan hal yang sama yaitu membuat startup crowdfunding di Indonesia.

Maka pada 26 Desember 2012 lahirlah Kitabisa.com mewarnai jagad maya untuk mengajak masyarakat Indonesia menyisihkan sebagian rejekinya guna membantu mereka yang membutuhkan.

Untuk mempopulerkan situsnya, Timmy pun melakukan sosialisasi dari kampus ke kampus. Namun, hasilnya tidak sesuai dengan yang dia harapkan. Pada dua tahun pertama tidak ada satu rupiah pun donasi yang masuk, sehingga situs inipun berjalan di tempat.

“Tapi at least kita launch. Saya yakin kalau niatnya positif, untuk orang banyak, do it,” kata Timmy menceritakan tekadnya kala itu.

Dengan tekadnya yang kuat itulah dia menggunakan sisa uang pernikahan untuk melakukan perbaikan sekaligus peningkatan terhadap Kitabisa.com. Usaha tersebut terbukti tidak sia-sia. Tidak berapa lama kemudian datang investor untuk membantu mengembangkan usahanya.

baca juga

    Perlahan tapi pasti situs crowdfunding ini terus berkembang. Peningkatan dan pertumbuhan yang signifikan mulai dirasakan sejak tahun 2016,  baik dari jumlah mereka yang bergabung maupun dana bantuan yang berhasil dihimpun.

    Hasil jerih payah tersebut membuat Kitabisa.com kini menjadi situs crowdfunding terbesar di Indonesia. (*)